Children Learn What They Live
By Dorothy Law Nolte, Ph.D.
If children live with criticism, they learn to condemn.
If children live with hostility, they learn to fight.
If children live with fear, they learn to be apprehensive.
If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves.
If children live with ridicule, they learn to feel shy.
If children live with jealousy, they learn to feel envy.
If children live with shame, they learn to feel guilty.
If children live with encouragement, they learn confidence.
If children live with tolerance, they learn patience.
If children live with praise, they learn appreciation.
If children live with acceptance, they learn to love.
If children live with approval, they learn to like themselves.
If children live with recognition, they learn it is good to have a goal.
If children live with sharing, they learn generosity.
If children live with honesty, they learn truthfulness.
If children live with fairness, they learn justice.
If children live with kindness and consideration, they learn respect.
If children live with security, they learn to have faith in themselves and in those about them.
If children live with friendliness, they learn the world is a nice place in which to live.
Copyright © 1972 by Dorothy Law Nolte
-------------------------------------------------------------------------------
Gw baca ini di chicken soup gag tau deh edisi yang mana. Gw tuliskan ini dalam buku gw, mungkin bisa disebut sebagai diary gw.
Buat gw, tulisan ini meaningful banget dan nyata adanya. Anak-anak itu memang belajar dari lingkungannya. Ketika lingkungan mempersembahkan sesuatu yang positif, pasti akan berdampak positif pula, begitu juga dengan sebaliknya.
Orangtua. Mereka ternyata memiliki pengaruh yang besar ya.
*Ya iya lah. Basa basi banget ngomongin masalah ginian??haha*
Okeh, orang tua gw memiliki pengaruh yang cukup besar memank terhadap gw. Namanya juga buah jatuh nggak jauh dari pohonnya. Personality orang tua kita, pasti sedikit banyak juga ada deh di kita. Karna kita belajar dan kita mendapat pengaruh dari orang yang memberikan pelajaran donk pastinya? Masuk akal tak?
Gw memiliki sebuah pendapat. Oke lah kalo sifat dasar itu memang mendapatkan pengaruh yang cukup besar dari orang tua. Tapi, sifat yang kurang baik, sebenarnya bisa berubah kan? Tergantung keinginan kita sendiri, bukan?
Gw mengakui, gw sendiri pastinya mendapat banyak pengaruh dari orang tua gw. Ketika gw sudah beranjak dewasa, katanya ada sebuah masa pencarian jati diri kan? Wahh, ketika emosi itu bergejolak dengan hebatnya, saat itu lah ternyata saya mendapatkan pembelajaran yang banyak.
Saya rasa, setiap orang pasti memiliki proses yang berbeda-beda dalam menuju dewasanya. Saya, pribadi yang merasa beruntung dengan adanya keluarga saya, keluarga kedua saya - Paskibra 78, dan juga keberadaan teman-teman saya.
Gw melalui sebuah proses yang buat gw, itu adalah proses yang sangat berharga untuk gw. Sesuatu yang nggak akan bisa ditukar dengan apapun juga.
Entah apa yang membawa gw untuk memilih Paskibra sebagai ekskul gw waktu SMA. Tapi, gw beruntung sekali masuk dalam ekskul yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan memberikan gw banyak sekali materi-materi tentang hidup. Memberikan gw pandangan yang berbeda dalam menghadapi hidup gw.
Whatever.
Apa pun yang lo dapetin, proses apapun yang lo laluin, gw yakin kita semua memiliki keinginan yang sama. Menjadi yang BAIK.
Saya percaya pada kekuatan pikiran saya.
Seorang senior selalu mengingatkan, "Sekarang kamu tau kan rasanya seperti ini tidak menyenangkan. Tugasmu adalah jangan berlaku demikian ke anak-anakmu nanti."
Yeah.. Maksudnya adalah kalo gw ngerasa kurang sreg ama apa yang dilakukan ortu gw, gw inget itu untuk dijadikan referensi buat gw ketika gw mengajar anak-anak gw nanti supaya gw nggak jadi seperti mereka juga. =)
Belajar dan perhatikan sekitarmu. Percaya, kamu akan belajar banyak dari mereka, belajar banyak dari sekitarmu.
Berikan bibit yang baik pada dirimu sendiri, dan akhirnya kamu pun yang akan menuai hasil dari bibit tersebut. ^^
*n.b. i miss my daddy so much..wish we had more quality times together..=)
Entah apa yang membawa gw untuk memilih Paskibra sebagai ekskul gw waktu SMA. Tapi, gw beruntung sekali masuk dalam ekskul yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan memberikan gw banyak sekali materi-materi tentang hidup. Memberikan gw pandangan yang berbeda dalam menghadapi hidup gw.
Whatever.
Apa pun yang lo dapetin, proses apapun yang lo laluin, gw yakin kita semua memiliki keinginan yang sama. Menjadi yang BAIK.
Saya percaya pada kekuatan pikiran saya.
Seorang senior selalu mengingatkan, "Sekarang kamu tau kan rasanya seperti ini tidak menyenangkan. Tugasmu adalah jangan berlaku demikian ke anak-anakmu nanti."
Yeah.. Maksudnya adalah kalo gw ngerasa kurang sreg ama apa yang dilakukan ortu gw, gw inget itu untuk dijadikan referensi buat gw ketika gw mengajar anak-anak gw nanti supaya gw nggak jadi seperti mereka juga. =)
Belajar dan perhatikan sekitarmu. Percaya, kamu akan belajar banyak dari mereka, belajar banyak dari sekitarmu.
Berikan bibit yang baik pada dirimu sendiri, dan akhirnya kamu pun yang akan menuai hasil dari bibit tersebut. ^^
*n.b. i miss my daddy so much..wish we had more quality times together..=)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar