Kamis, 29 September 2011

Kemudahan yang Menciptakan Rasa Syukur


Disela-sela pekerjaan yang sejujurnya tidak terlalu banyak tapi karena bekerja dengan bos yang cukup freak *bahkan lebih freak daripada saya*, otak saya mencoba untuk mencari bahan pikiran positif.

Rasanya setiap jenjang study, saya selalu pindah ke tempat baru, sendiri, terus beradaptasi, dan selalu merasa beruntung. :)

'Sendiri'
Saya menyelesaikan jenjang sekolah dasar di St. Andreas, lalu masuk SMP St. Maria tahun 2001. di SMP ini, ternyata ada seorang teman SD yang juga masuk sekolah ini. Tapi karena kita juga tidak terlalu dekat satu sama lain, anggap saja saya sendiri disini. :)) SMA saya masuk SMAN 78 di tahun 2004 dan hanya saya satu2nya murid dari SMP St. Maria yang masuk SMAN 78. Lulus dari SMAN 78 di tahun 2007, saya hijrah ke Guangzhou Academy of Fine Arts di Guangzhou, China untuk melanjutkan pendidikan S1 dan saya adalah satu2nya yang berasal dari SMAN 78 dan satu2nya yang berasal dari Indonesia di kampus ini. Setelah lulus dari bangku perkuliahan, saya bekerja di Ego Design, Macau dan lagi-lagi sebagai satu-satunya yang berasal dari Indonesia di kantor saya.
It's fun to always meet a lot of new people and be friends with them, walaupun harus memulai pertemanan dari awal tapi saya selalu belajar dan belajar untuk 'memulai' yang katanya sulit itu. :)
Hal ini juga membuat saya semakin menghargai teman-teman dan keluarga saya, betapa mereka masih saja stay in my life no matter how far we are. Love them! :) Dan saya beruntung karna selalu bertemu dengan orang-orang baik.
Sangat beruntung. :)

'Mudah'
Ketika mau pindah SMP, sebelumnya saya mengikuti test di St. Ursula saja dan hanya mendaftar disana. Pada saat perpisahan SD St. Andreas, saya menerima telepon dari Mama yang mengabarkan saya tidak diterima di St. Ursula dan beliau menyarankan saya untuk ikut test di St. Maria. Beliau mendaftarkan untuk saya, setelah mengikuti test dan lagi-lagi tanpa backup plan masuk SMP lain, saya diterima di St. Maria. :)
Ketika mau pindah SMA, saya mengikuti test di St. Ursula dan Sang Timur. Saya diterima di Sang Timur, namun karna masih menunggu kabar St. Ursula, saya lepas pilihan Sang Timur dan ternyata saya tidak diterima di St. Ursula. Haha. Kemudian memutuskan untuk masuk SMAN 78 hanya dengan mendaftar dan mengirimkan NEM saya. Eh, ternyata saya diterima dan mendapatkan keluarga baru di SMAN 78 (baca: Paskibra 78). :)
Ketika mau masuk kuliah, teman-teman saya pusing dengan segala pilihan sedangkan saya seakan-akan tidak bisa memilih. Mama saya mengutus saya untuk berkuliah di Guangzhou walaupun saya menolak dengan segala cara. Saya tidak mengikuti test-test universitas di Indonesia dan hanya dengan mengirimkan beberapa gambar karya saya, dan saya diterima di Guangzhou Academy of Fine Arts di jurusan Architecture and Environment Art Design dan lulus pada bulan Juni 2011.
Ketika sedang mencari-cari pekerjaan setelah lulus kuliah, yang sudah dipenuhi dengan rasa bosan walaupun menikmati masa-masa pengangguran, dan bimbang ingin stay di China atau kembali ke Indonesia dahulu, tiba-tiba saja ditawari pekerjaan oleh salah seorang teman di Macau, and I never considered about to work in Macau before. Setelah interview yang sebenarnya hanya formalitas saja, karena tanpa proses interview pun, bos tersebut sudah positif ingin saya kerja disana. So here I am, an Interior Designer in Ego Design, Macau. :)
Di SMP, SMA, maupun Universitas saya, saya tidak mengalami ospek2 yang ditakuti orang-orang pada umumnya. :)) Di kantor saya sekarang pun, sebenarnya tidak ada tipe 'orang yang ingin menjatuhkan orang lain' kecuali bos yang agak freak tadi. :)
Saya belajar untuk gone with the wind and I believe that there will always be a way for us if we're not stop looking for that way.

Bersyukur
Memperhatikan hal-hal ini, yang mungkin bisa dibilang tidak penting bagi orang lain, memberikan rasa syukur tersendiri bagi saya. Betapa luar biasanya karna saya masih bisa menikmati proses pendidikan sampai lulus S1 dan bekerja diluar sebelum saya kembali ke Indonesia.
Tentunya proses pada setiap jenjang tadi tidak semulus seperti membaca tulisan saya ini. Hanya melalui proses diterima, dan kemudian lulus begitu saja. Tapi proses jatuh bangun tersebutlah yang membuat kita naik ke level berikutnya dan semakin expert dalam menghadapi cobaan dalam hidup.

Roda kehidupan masih terus berputar dan masih banyak hal-hal yang bisa kita syukuri, kawan! Jadi, apa yang membuatmu merasa beruntung setelah membaca tulisan saya? Let's share it! :)



cheers,


Wennie.
29.09.2011