Minggu, 09 Desember 2012

insomnia

I couldn't sleep all over the night. *yawn*
There were a lot of pictures spinning in my head.
.
.
.
.
.
.
.
.
Regretted my simply stupid rejection--only for meeting, project visited, or another appointment--that makes me successively lost a lot of chances to know someone better. 
Crap!
Thanks to my best friend who made me realize this!

Selasa, 27 November 2012

Rutinitas Hijauku


Beberapa orang mungkin berpikir bahwa kegiatan “berhemat” hanya perlu dilakukan oleh orang-orang yang “kurang mampu”, tapi bagi saya, “berhemat” adalah turut menyelamatkan lingkungan kita. Menulis keseharian saya dalam menghemat energi ini menjadi sebuah kesempatan untuk memberikan sedikit informasi kepada teman-teman, bahwa “menyelamatkan lingkungan” itu bisa dimulai hanya dari tindakan-tindakan kecil. :)

Ritual keseharian saya, setelah bangun tidur adalah mandi, dimana mencuci muka, membilas rambut dari shampoo dan membilas busa sabun saya lakukan bersamaan dengan shower. Lumayan, menghemat sedikit air karna dilakukan bersamaan. :)  Selain itu mandi dengan shower juga lebih hemat daripada dengan gayung yang katanya menghabiskan air 3x lebih banyak daripada shower. :) Kadang setelah mematikan shower, masih ada sisa air yang menetes dari shower, saya tampung di ember. :)

Keramas saya lakukan di pagi hari supaya tidak perlu air hangat, kecuali kalau dingin sekali (sesudah hujan misalnya). Lumayan menghemat listrik untuk pemanas air.

Ketika mencuci tangan, saya memakai sabun dan mengusapkannya dulu di tangan saya dalam keadaan tangan masih kering, baru menyalakan keran air dengan debit air kecil saja untuk membilas tangan. Kebanyakan orang berpikir bahwa dengan debit air kecil, yang dicuci tidak akan bersih. Ini mitos bagi saya, karna semakin besar debit air yang keluar, yang ada hanya terbuang sia-sia, karna kebutuhan untuk mencuci bersih tangan hanya sebatas sampai tangan kita tidak licin karna sabun cuci tangan dan tidak perlu debit air yang besar. :)

Menggosok gigi selalu saya mulai dengan mengaplikasikan odol ke sikat gigi, basahi sedikit dengan air. Lalu setelah selesai menggosok gigi, saya berkumur dengan gelas yang diisi air bersih. Supaya air dari keran tidak terbuang percuma. Atau jika saya tidak menggunakan gelas, saya akan menampung air di tangan, mematikan keran air, berkumur dengan air, baru menyalakan keran air lagi untuk menampung air di tangan, dan begitu seterusnya. Hehe.

Keluarga saya berlangganan koran harian, setelah dibaca koran itu dikumpulkan untuk akhirnya dijual lagi, atau saya gunakan untuk membuat kartupos (saya bergabung di komunitas @cardtopost), atau disumbangkan ke Yayasan Tzu Chi untuk di recycle dan reuse.
DIY postcard, "hello!"
Ketika membeli produk-produk entah makanan, ataupun barang-barang lainnya yang memiliki kotak pembungkus ataupun ada kalender meja bekas (yang berupa kertas karton ataupun kardus) saya kumpulkan untuk saya gunakan kembali jika nanti diperlukan dan salah satu pengaplikasiannya saya gunakan untuk membuat kartupos juga. Hehe.

Setiap pagi dan sore, tanaman di rumah disiram dengan air bekas cucian sayur/buah atau dengan air bekas cucian beras. Ini sangat sehat loh untuk tanaman kita. :)

Ketika mencuci pakaian, ditunggu hingga lumayan banyak, baru dicuci bersamaan, supaya air tidak terbuang sia-sia. Selain itu, air bekas cucian pakaian, ditampung lagi untuk mengepel lantai dan untuk menyiram toilet.

Ketika memasak, asisten rumah tangga di rumah jika menggunakan minyak secukupnya untuk menggoreng, jika ada sisa minyak, digunakan lagi untuk menumis sayur lainnya, sehingga tidak ada minyak yang perlu dibuang dan mengotori air tanah. :)

Selain itu, saya belajar menanam dari sepupu saya yang rajin menanam dari biji-bijian sisa buah yang kita makan sehari-hari. :) Ditanamnya juga di wadah bekas seperti bekas aqua gelas (yang sering saya ‘pungut’ dari kantor) atau bekas wadah mie instant.

Tanaman Palem


Saya berangkat ke kantor dengan Transjakarta, dilanjutkan dengan angkot dan berjalan kaki. Bagi saya, menggunakan angkutan umum itu turut membantu pengurangan polusi di kota ini, juga mengurangi kemacetan yang adalah faktor penyianyiaan bahan bakar minyak. Kalau pergi ke tempat yang dekat, saya biasakan dengan jalan kaki. Sehat kan? :p Ya, walaupun terkadang saya ikut mengumpat terhadap fasilitas umum dari kota Jakarta, trotoar dan angkutan umum yang tidak layak. :(

Saya terbiasa mematikan lampu toilet setelah menggunakannya. Bahkan terkadang tidak perlu menyalakan lampu, karna ada cahaya matahari yang masuk ke toilet dari jendela, walaupun tidak banyak tapi cukup lah untuk penglihatan di kala pagi dan siang hari.

Dalam penggunaan kertas, saya selalu menggunakan kedua sisi kertas dulu, baru ditumpuk ke tumpukan kertas-kertas yang perlu dijual.

Setiap pergi berbelanja, saya seringkali membawa tas untuk menampung barang belanjaan, supaya tidak perlu mengkonsumsi kantong plastik. Tapi jika barang belanjaan tidak muat dimasukkan ke dalam tas, terpaksa juga menerima kantong plastik dari si penjual, tapi kemudian digunakan kembali untuk tempat sampah, atau untuk kantong penyimpanan barang-barang di rumah.

Profesi saya sekarang adalah Asisten Arsitek. Dalam mendesain sebuah bangunan adalah penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan cahaya dan panas matahari yang melimpah ruah di negri kita, begitu juga dengan pemanfaatan angin dan air hujan. Menciptakan bukaan-bukaan yang banyak supaya di siang hari bangunan sebisa mungkin meminimalisir penggunaan listrik dari lampu, menerapkan cross ventilation supaya udara di dalam bangunan terus berputar dan dapat meminimalisir penggunaan listrik dari pendingin ruangan, menyarankan klien untuk memasang solar panel di bangunannya dan menerapkan sistem untuk menampung dan reuse air hujan untuk kebutuhan air di dalam bangunan adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan dalam mendesain bangunan yang secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi lingkungan. :)

Hmm..apa lagi yaaa? Hehe..

Semua ini adalah hal-hal sederhana yang saya lakukan dalam keseharian saya, saya percaya bahwa “every big steps start with an inch”! Jadi bukanlah tidak mungkin, kebiasaan-kebiasaan yang saya lakukan ini, dapat membantu penghematan energi dan menyelamatkan lingkungan kita, apalagi jika saya membagikan rutinitas saya dan mengajak teman-teman untuk melakukan hal yang serupa dengan saya. :) Tidak ada salahnya kok, berhemat sebenarnya memberikan keuntungan bagi kita, apalagi langkah-langkah berhemat ini bermanfaat bagi lingkungan, toh ini demi pasokan energi di masa mendatang yang akan dinikmati kita sendiri dan juga anak cucu kita nanti, kan? ;) Nah, bagaimana denganmu? Ayo share aksi hijau apa yang sudah kamu lakukan untuk lingkungan kita? :D


Cheers,

Wennie
27.11.2012

Sabtu, 15 September 2012

coming home

© Ashley Herrin

“It’s a funny thing coming home. Nothing changes. Everything looks the same, feels the same, even smells the same. You realize what’s changed, is you.”
― Eric Roth, The Curious Case of Benjamin Button

Sabtu, 08 September 2012

a simple "how are you"

how a simple "how are you" can make my day

Yesterday morning I got a message from a friend, not a very close friend but quite close, hmm..whatever we named it :) Setelah hampir setahun lamanya kita ga kontek sama sekali, setelah terakhir ngobrol pas gue masih galau-galaunya mau kerja dimana, dan dia belom dapet working permit nya dia, finally kemaren dia message gue kalau dia punya kabar baik, dia udah dapet kerja di US sana. :)

Yeah, it was a very good news for me and it made my whole day feels great, Dude! :) Wish you a bunch of good luck there! :))

Selasa, 28 Agustus 2012

Penutup

Gue dicari dia.
"Bisa ketemu ga? Gue lagi galau."
"Kapan?"
"Besok gimana?"
"Jangan jauh-jauh, gue capek kalo hang-out abis ngantor, belom lagi susah pulangnya kalo malem-malem." Tabok aja pikiran gue yang masih berharap ditawarin tumpangan pulang sama dia, yah kalian tau, wanita. :)
"Oke."

Dan besoknya gue ga ngantor, agak demam.
"Gue ga ngantor hari ini, ga enak badan. Ntar kalo mau ketemu deket-deket rumah aja."
"Oke, ini gue ada urusan bentar di kantor, abis ini gue ke deket rumah lo."

Gue beberes, berangkat deh jalan kaki ke tempat janjian. Gue berusaha bersikap biasa, ga pake usaha banget sih karena udah berhasil move on juga. *terima kasih untuk kebrengsekannya yang bikin gue gampang move on. :p

"Halo." Dingin banget gue nyapanya. Dan seperti yang gue duga, dia bales nyapa dengan agak berlebihan. *skip that part*
bla.bla.bla
Omong punya omong, dia cuma nanyain urusan dia yang dapet beasiswa dan mau berangkat ke negara tetangga.
Gue, nyebelin sih cara ngejawab gue.
Anggep aja gue terlalu kenal dia, pertanyaan-pertanyaan dia itu pertanyaan sekedar bertanya tanpa maksud benar-benar meminta bantuan. :) 
Atau mungkin secara tersirat dia mau ngasih tau gw kalo, "Eh gue dapet beasiswa lhoooooo.."

Whatever. :)

Lalu gw pun berlalu. Pulang dengan jalan kaki lagi. :)
Oh, come on! Mau dianterin pun gue ga mau. Hehe.
Gue anggep itu jadi penutup kisah yang ga pernah jelas diantara gue dan dia.


Sekian.
Nb. gue lagi latihan nulis lagi mungkin? gue ga tau apa yang mau gue tulis, tapi cerita ini muncul aja di otak gue, ya udah deh secara udah lama ga nulis. hihi. :)




Jumat, 27 April 2012

Tersenyumlah


SMILE! It makes everything easier! :D

Berikut bunyi status BB saya belakangan ini. :) Setelah beberapa hari saya pasang, ternyata hari ini saya mendapatkan laporan dari sepupu saya, Sofia Chen, bahwa dia selalu tersenyum sejenak setelah membaca status saya. :)

Bagi saya, ini membahagiakan. Mengetahui sesuatu yang saya tulis, yang memang saya harapkan untuk dibaca orang lain karena BB merupakan bagian dari social media, ternyata membawa positive effect  --menginspirasi--membawa perubahan bagi orang lain. :)

Saya sendiri pun terinspirasi dari tulisan Ajahn Brahm yang singkat kata menceritakan bahwa ternyata ketika kita tersenyum, semua yang kita lakukan akan terasa jauh lebih mudah.

Dulu saya selalu ditegur ketika latihan PBB di Paskibra 78, karena saya jarang tersenyum. :p But then I realized, when you smile, it makes your step lighter.

Nih rumusnya tersenyum
(Ujung Bibir Kiri + Ujung Bibir bagian Kanan) ditarik sedikit kearah atas sekitar 30-45 derajat = SENYUM

Gampang kan? :)

Bicara soal Ajahn Brahm, diawal kepulangan saya ke Jakarta, saya datang ke toko buku Gramedia Central Park, dan ternyata menemukan Ajahn Brahm sedang berdiri sambil tersenyum lebar menghadap pintu masuk (letaknya tidak jauh dari pintu masuk), dan saya pun membalas kembali senyuman super lebar itu. Saya pun berjalan kearahnya dan berbelok, setelah itu baru saya sadari ternyata dia hanya hasil print out foto yang diperbesar seukuran tubuh aslinya, ditempelkan ke styrofoam tipis, dan diberdirikan! Uwaaaa… :D Saya tertipu. Hehe. Tapi menyadari itu saya tersenyum lagi. :D

See? Bagaimana sebuah senyuman menularkan efeknya bagi orang lain walaupun model itu ternyata buatan? Hehehe.

Tersenyumlah dan tularkan itu pada orang lain. :) Jaman masih SD dulu rasanya juga ada pelajaran yang punya poin seperti ini di sekolah, tapiiiiiii pelajaran di sekolah kebanyakan berakhir di kertas ujian dan jarang benar-benar dipraktekkan. :p

Salah seorang mentor saya, @DennySetiawan memiliki misi untuk tersenyum ke minimal 15 orang/hari. :D Keren sekali bagi saya untuk menularkan energi positif yang simple ini kepada orang lain. Toh dengan tersenyum, Anda membuat wajah Anda menjadi 70% lebih indah daripada ketika Anda tidak tersenyum.

Yuk, mari tersenyum! :D

Its funny how from simple things, the best things begin. –I Finally Found Someone by Barbara Streisand & Bryan Adams


cheers,
Wennie

Minggu, 26 Februari 2012

Mimpi

Mungkin karna saya memiliki terlalu banyak mimpi.
Itu yang membuat saya bingung untuk memilih.