Kamis, 19 Agustus 2010

Transjakarta

Transjakarta adalah sebuah sarana transportasi umum yang paling gw andalkan ketika gw berada di Jakarta *selain nebeng dan taxi pastinya!*. Walaupun keberadaannya banyak ditentang masyarakat *secara makan jalur mobil dan motor gituh*, tetapi setidaknya transjakarta berhenti di halte yang jelas, ber-AC, dan tingkat keamanannya yang jauh lebih oke ketimbang bus atau angkutan umum lainnya. Gw bersyukur banget dengan adanya transjakarta ini!!!

TAPI!!! Ada beberapa pengalaman yang cukup mengecewakan buat gw.




Buka satu jalur!


Saat itu saya ingin naik transjakarta dari halte tomang mandala ke arah lebak bulus. Gw udah nunggu 1 jem lebih! Dan udah 3 bus aja yang lewat ke arah harmoni selama gw menunggu disana. Tiba-tiba dateng seorang mas-mas (M) yang bertugas di halte ini.


M : Sore, Mbak. Mau kemana ya?

W : Oh, mau ke arah lebak bulus, Mas.

M : Oh, hari ini kita hanya buka satu jalur yang ke arah harmoni, Mbak. Jadi kalau mau ke lebak bulus, silahkan naik bus yang ke arah harmoni, lalu di harmoni Mbak gag usah turun. Lanjut ke lebak bulus.

W : (langsung noleh ke gerbang bus arah harmoni, melihat ada transjakarta yang baru saja berlalu. Ngadep balik ke si mas-mas) Umm…makasih ya, Mas. ==.!! (SWT BGT!)


Transportasi merupakan salah satu sarana penting bagi negara. Apabila kita mendapatkan kelancaran dalam bertransportasi, kita tidak akan telat ke kantor ataupun ke sekolah, kita bisa menjalankan aktivitas dengan baik dan kontribusi bagi Negara pun dapat dilakukan dengan baik karna setiap aktivitas yang dijalankan oleh masyarakat adalah demi kemajuan Negaranya sendiri. Ada baiknya dalam hal seperti ini, berikan pengumuman ketika penumpang baru saja memasuki halte busway.



Antrian ajaib


Beberapa halte busway, ada pembagian antrian berdasarkan gender. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pelecehan seksual dan lain-lain. Namun, rasis sekali rasanya. Haha! Yang gw temukan diluar, biasanya antrian itu dibagi dua jalur, untuk yang turun dari bus dan untuk yang naik ke bus. But Indonesia berani tampil beda! :)


Yang menjadi masalah adalah, tetap saja dibeberapa halte, informasi ini diabaikan. Antrian bercampuran. Okay! Itu bukan masalah utamanya buat gw.


Coba kita lihat cara mengantrinya. Apa sih definisi mengantri? Berbaris? Berdiri rapih? Idealnya ada aturan bahwa siapa yang datang duluan, berada di posisi depan, dan yang belakangan datang, menunggu dibelakang orang yang datang duluan. Just it. It’s very easy, isn’t it? :)


Namun pada kenyataannya, antrian disini tidak seperti itu. Dimana ada tempat kosong, disana saya bisa menyelip! Ada sih yang mengantri dengan baik, tapi ketika pintu bus menganga untuk mengangkut penumpang, antrian langsung heboh! Yang ada di row kesekian bisa aja langsung mencapai row paling depan tanpa ba-bi-bu. WEW! So, what are you queuing for?


Mengantri dapat menunjukkan kepribadianmu. Tunjukkan bahwa kamu adalah manusia yang berbudaya yang punya level tinggi. Manusia yang bisa menghormati dan menghargai orang lain. Bukan manusia yang asal sradak-sruduk seperti di jaman batu. Selain itu, menyelak bikin orang lain kesel toh? Jadi dosa dheee bikin orang kesel… :p



Dorong-dorongan


Antrian transjakarta itu rasanya seperti mengantri sembako, kalau jatah habis kayaknya gag bakal kebagian lagi sampe keesokkan harinya. Seakan-akan seperti itu. Karna begitu transjakarta datang, aktivitas di antrian bukanlah masuk ke dalam bus satu per satu, tapi dorong-dorongan.


Perlu kita ketahui bahwa antara halte dengan bus terdapat space yang cukup luas dan lebarnya lebih dari lebar kaki manusia dan memungkinkan sekali bagi kaki kita untuk tersangkut disana.


Taukah kamu bahwa dorong-mendorong bisa merugikan orang lain? Jika orang didepanmu kehilangan keseimbangan dan terjatuh, kamu pun bisa ikutan terjatuh, atau mungkin akan menginjak orang yang jatuh sebelumnya. Itulah kenapa, ketika bertindak sebaiknya dilandasi oleh pikiran yang matang akan akibat dari perbuatan kita sendiri. Coba diintrospeksi. :)



Semoga di usia yang ke 65 ini, Indonesia bisa semakin maju. Mulai lah dari diri kita sendiri dulu dan jangan menunggu para pejabat Negara memulainya. Ketika sudah banyak orang-orang yang memulai dari diri sendiri, maka hal baik tersebut akan meluas dengan sendirinya.


Gw bangga Jakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat pertumbuhannya yang dinilai sangat cepat oleh Negara lain, tapi jangan hanya pertumbuhan kemacetan saja, jangan hanya pertumbuhan buildings or skyscrapers saja, tapi tumbuhkan juga budaya dan pola pikir yang baik dari manusia-manusia yang ada di dalamnya.


Wake up, Indonesia!

Tidak ada komentar: