Senin, 01 Februari 2010

Anger

Hari ini gw baru deh menyadari kalo gw masih memiliki emosi berupa amarah yang telah sekian lama tidak pernah diketahui lagi keberadaannya oleh saia. (*tidak termasuk emosi akibat terlalu banyaknya kerjaan yang harus gw hadapi loh yah. karna itu gw sadar banget gw lagi dalam kondisi tertekan sehingga sangat tidak aneh kalo gw dengan tidak sengaja membuat orang laen yang ada di deket gw pun turut stress akibat emosi yang gw rasakan tersebut. =PP so sorry about that!)


Ada kalanya, gw sempet ngerasa, "apa gw udah mati rasa? bahkan perasaan untuk kesal pada sesuatu hal pun tidak ada?" (*dan lagi-lagi pengecualian pada hal2 organisasi dan sebagainya yang menurut pemikiran gw masih saja diperlukan ke-perfek-an nya!)
Mungkin inilah maksud dari kalimat, "sabar itu ada batasnya!"

Dari pengamatan gw sampai sekarang, tidak banyak orang yang bisa berada dalam kondisi benar-benar ikhlas.

#Contoh paling gampang.
Kita udah janjian sama temen ketemuan jam 2. Eh, disaat kita udah berangkat dan udah tiba ke tempat pertemuan, tiba-tiba dy memundurkan waktunya begitu aja.

#Reaksi pertama (yg pada umumnya menjadi kadidat terkuat!) : "Gilak, gw udah dateng tepat waktu gini, kok dia seenaknya ganti2 jadwal sih? Tau gitu kan gw gag usah dateng pagi-pagi. Ngabisin waktu gw ajah! Nyebelin abisss!!!" (dan status di FB maupun twitter pun langsung di update dengan makian akibat ke-BT-an kita!=))

But guyz, kita adalah si pemegang pilihan! Kita yang memilih untuk bereaksi seperti apa, seperti yang gw tulis diatas, atau kita bisa memilih reaksi lainnya.
#Reaksi kedua: "Ohh. Ya udah, gpp. Gw tunggu aja disini. Emank kenapa tah lo datengnya telatan?"

Gw percaya, pergantian waktu yang diinginkan oleh partner pasti ada alesannya dan ketika kita tau apa alasan dibalik setiap hal yang berlangsung ataupun berlaku, biasanya lebih mudah bagi kita untuk menerima hal tersebut.

Oke. Mari kita bahas akibat dari reaksi pertama.
Kita pasti menjadi uring-uringan, bete, ngoce-ngoceh sendiri, emosi berat, kepala menjadi panas, muka cemberut, cepet tua, ngedumel sendiri.
iya apa IYA?
Dan lalu apa? Kita akan menjadi seseorang yang negatif. Gag enak juga gituh diliat sama orang, kan?
Otak gw berkata, ketika gw berada dalam kondisi negatif seperti itu, gw akan membuang-buang waktu gw, waktu dimana seharusnya gw bisa merasakan perasaan suka/senang/bahagia!
Dan jadinya yang rugi siapa? Ya kita sendiri!
Apalagi, waktu adalah sesuatu yang emank gag mungkin kita puter balikkan dan kita gag pernah punya kesempatan untuk mengulangnya kembali. (*even gw selalu berharap gw bisa ngebalikkin waktu!)
Kadang kalo gw mikir balik ke masa lalu, gw pengen sekali memilih untuk tidak pernah melakukan hal-hal negatif yang dulu pernah gw lakukan. Tapi, gw biarkan yang pernah terjadi dan gw berlatih untuk mengoreksi hal-hal tersebut. Buat gw itu adalah satu proses pembelajaran dalam hidup gw. Gw gag perlu merasa menyesal untuk apa yang telah gw perbuat, tapi gw bisa liat hasil dari hal-hal tersebut, dan jika itu dinyatakan negatif oleh gw, ya lagi-lagi pilihan kembali ada pada gw. =)

Mari berpindah ke reaksi kedua.
Yang menjadi kata-kata favorite jika seringkali memilih reaksi kedua adalah, "tidak apa-apa".
Ya dengan memilih reaksi kedua, yang pasti kita gag bakal jadi uring-uringan, bete, ngoce-ngoceh sendiri, emosi berat, kepala menjadi panas, muka cemberut, cepet tua, ataupun ngedumel sendiri. Kita ya biasa-biasa aja. Gag ada sesuatu yang membuat kita bete dan kita pun gag perlu menghabiskan waktu untuk menghadapi perasaan-perasaan negatif tersebut, serta, kita menjadi pribadi yang positif!
Gw rasa itu poin terpentingnya. Kita tetep bisa tersenyum, padahal baru aja ada orang yang memperlakukan kita secara negatif (misalnya), dan kita benar-benar (bukan seakan-akan) tidak terpengaruh pada apapun yang dilakukan orang lain terhadap kita.
Feels like heaven on the hell, kan? Haha.

Ujung-ujungnya balik lagi ke mindset kita. Semuanya kembali lagi pada pikiran kita. Itu semua bukan secara instan bisa kita dapetin, tapi berlatih.berlatih.dan berlatih, berusaha.berusaha.dan berusaha untuk menanamkan semuanya dalam pikiran kita.

Jujur, sekarang ini udah sulit buat gw untuk kembali bereaksi seperti reaksi yang pertama. Walaupun kadang-kadang bisa aja muncul pertanyaan dalam benak gw, "kok lo gag marah sih, wen?"
Haha. Dan teteup, "sabar itu ada batasnya!" =)

Ah, dan hari ini gw menemukan satu kalimat bagus di twitter gw, the best way to cheer yourself is to cheer somebody else up
Gw setuju banget dan entah kenapa langsung gw retweet! ^^.

Gw menulis ini bukan untuk menggurui siapapun, bukan juga untuk mengajari sesuatu pada teman-teman. Ini hanya sebuah sharing singkat dari gw, sesuatu yang menurut gw ingin gw bagikan kepada teman-teman gw. Just it!=)


Holding on to anger is like grasping a hot coal with the intent of throwing it at someone else; you are the one who gets burned.
-Buddha-


ps. any comment? share it! =)
ps. (lagi) 0102 l 2010 --> tanggal yang keren yah! kyk refleksi gituh. mungkin mengingatkan kita untuk sejenak saja merefleksikan diri kita.=)

Tidak ada komentar: